Usia bukan lah larangan untuk kita memulai merasakan suatu perkerjaan, Seperti hal nya saya., yang saat itu masih berusia 16 tahun, dengan usia yang masih muda seharus nya saya menikmati bangku kelas saya, bersama teman teman dihadapan guru yang mengajar kan berbagai pelajaran yang ia beri kan buat saya, tapi karna saya gagal disekolah., niat untuk berkerja pun timbul dibenak saya,
bermaksud untuk membantu keuangan keluarga, membuat saya berjibaku menguras keringat saat saya memulai berkerja sebagai kuli bangunan, Memang tidak mudah dengan otot saya yang masih lembek, tidak sebanding dengan perkerjaan yang begitu berat, upah gaji yang saya peroleh setiap minggu juga tidak cukup untuk saya memenuhi kebutuhan saya sendiri apa lagi untuk membantu keuangan keluarga saya., "karna niat ,saya berusaha untuk berhemat., perkerjaan yang enggak menetap membuat saya sereng kali mencari perkerjaan yang lain, "bukan hanya sebagai kuli., tanpa ijasah, tanpa bakat, dan tanpa kemapuan sehingga saya selalu menjadi budak perkerja, caci maki, hinaan, kekerasan, semua pernah saya alamai disetiap lokasi tempat saya berkerja,
pernah suatu hari pengalaman yang sangat berarti pernah saya dapat kan,
ketika saya berkerja sebagai salah satu tukang truss atap yang ada di kota Pontianak., Hampir selama 2 bulan saya berkerja disana, tiba tiba saya ditugas kan berangkat keluar kota di daerah entikong Kalimantan barat., itu berarti saya harus meninggal kan keluarga tercinta sampai perkerjaan saya selesai disana, pada jam 17.00 dengan persiapan kebutuhan seadanya, saya dan 3 orang lain nya mulai berangkat menggunakan bis jurusan yang sudah dipesan oleh perusahan tempat saya berkerja, selama dalam perjalanan saya selalu berfikir, ”apa kah saya mampu bertahan hidup tanpa keluarga saya.”
sesampai nya disana sekitar jam 03.00,hujan yang lebat dan kondisi wilayah yang gelam, tidak memungkin kan untuk kami mencari penginapan, sehingga, kami terpaksa tidur diluar warung yang telah tutup, tepat didepan bangunan yang akan kan kami kerja kan. setelah matahari pagi membangun kan kami, kami mulai bergegas mempersiap kan alat alat kerja kami,setelah itu kami mencari ruangan didalam bangunan untuk kami beristrahat selama kami berkerja disini,sangat menyedih kan untuk saya yang belum pernah mengalami hal yang seperti ini, hanya beralaskan terpal, tas yang dijadi kan bantal, dan suasana gelap gulita, yang selalu kami rasa kan ketika kami akan tidur diwaktu malam, setelah 3 hari saya berada disana rasa rindu pun mulai ada ketika keluarga saya menyuruh saya untuk segera pulang, hingga membuat saya tidak fokus dalam menjalan kan perkerjaan saya, tiba tiba sesuatu yang ditakut kan pun hamper terjadi, semua orang yang melihat saya terdiam, saat saya menginjak salah satu truss yang bengkok ketika saya berada di atas atap., cukup lumanyan, dengan ketinggian 7 meter bila saya sempat terjatuh, untung saya masih diberi keselamatan oleh allah swt, saat tangan kiri saya masih sempat untuk berpegang erat truss yang masih kokoh di atas kepala saya, karna kejadian itu,saya menjadi teroma,fisik saya juga ikut menurun, naman saya harus tetap berkerja karna itu adalah tugas saya., cukup terasa 2 minggu sudah saya berkerja, dengan sekejap mata semangat saya menghilang, ketika seoarng pengawas dari perusahaan datang mengantar kan gaji saya dan 3 orang teman saya selama 2 minggu,tidak seperti dalam perjanjian yang kami sepakati sebelum nya, gaji kami hanya 200 ribu setelah dipotong dengan pinjaman yang kami anggap tuch adalah uang makan kami yang ditanggung oleh perusahaan, rasa kecewa membuat saya memundur kan diri dari tugas saya., ternyata bukan hanya saya saja, salah satu dari 3 teman saya juga sama, untuk mundur dari perkerjaan ini,
niat untuk pulang pun tercapai tepat dihari minggu sekitar jam 15.00 ,saya dan teman saya sudah memesan tiket bis tanpa sepengetahuan keluarga saya bahwa saya akan pulang., selama dalam perjalanan pulang saya benar benar merasa senang, bisa kembali berkumpul bersama saudara saya yang telah lama menanti kepulangan saya, meski pun gaji yang saya peroleh selama 2 minggu berkerja tidak seperti yang saya harap kan., dan akhir nya sekitar jam 22.30 saya sampai dikota Pontianak, setelah turun dari bis, ingin rasa nya saya berlari tak sabar untuk segera sampai dirumah., ” semua nya kaget., ketika keluarga saya melihat saya pulang tanpa memberi kabar terlebih dahulu, rasa haru dan bahagia lihat diwajah mereka, duduk dihadapan keluarga, saya mencerita kan apa yang saya alami disana. "saya merasa bahagia., mereka tidak mempermasalah kan berapa gaji yang saya peroleh, mereka lebih bahagia melihat saya pulang dengan keadaan sehat, begitu beruntung nya saya memiliki keluarga yang sangat memperhati kan keadaan saya, memiliki orang tua yang sangat mencintai saya, disitu lah saya mulai merasakan betapa sulit nya mencari nafkah untuk kehidupan keluarga dan mengerti bahwa tak ada yang lebih berharga selain keluarga.
Kini saya telah berkerja sebagai operator disalah satu warnet yang ada di kota Pontianak, walau pun gaji perbulan nya hanya 500 ribu, namun saya bersyukur,dan tetap berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ini dan seterus nya.